KENDAL - Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Terbuka Kendal ikuti pembinaan kepribadian yang dilaksanakan di Masjid Al Hadi Kawasan Pembinaan Lapas Produktif Kendal pada, Jumat (18/11/2022).
Dalam kegiatan turut Hadir memberikan materi, Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama Kabupaten Kendal, Ustaz Nur Kholiq dan Ustazah Ifah.
Mengawali kegiatan pembinaan kepribadian, Ustaz Nur Kholiq mengajak WBP untuk melantunkan asmaul husna bersama dilanjutkan dengan pemberian materi tentang cara membaca ta’awudz dan basmalah.
Menurut Ustaz Nur Kholiq, ta’awudz atau disebut juga isti’adzah merupakan ungkapan permohonan untuk dihindarkan dari godaan dan gangguan setan, sedangkan basmalah sebagai ungkapan pujian dan pengagungan kepada Allah SWT, Zat Maha Kasih dan Penyayang.
“Sebagai adab dalam berinteraksi dengan Kalam Ilahi, sangat dianjurkan memulai bacaan Al Qur’an diawali dengan membaca ta’awudz dan basmalah, ” tutur Ustaz Nur Kholiq.
Selanjutnya, Ustaz Nur Kholiq menerangkan empat metode cara membaca ta’awudz dan basmalah. Metode pertama dilakukan dengan cara berhenti pada setiap potongan kalimat isti’adzah, basmalah dan ayat Al Qur’an, metode ini disebut juga dengan qat’ul jami, untuk metode kedua, berhenti pada isti’adzah kemudian menyambung basmalah dengan ayat Al Qur’an.
Sementara untuk metode ketiga, menyambungkan kalimat isti’adzah dengan basmalah kemudian berhenti, dilanjutkan dengan pembacaan ayat Al Qur’an. Metode terakhir dikenal juga dengan wash-Al Jami, dilakukan dengan cara menyambungkan semua komponen kalimat, isti’adzah, basmalah dan awal ayat Al Qur’an.
“Keempat metode di atas dapat digunakan seorang Qari dalam memulai membaca Al Quran yang dimulai dari awal surat, kecuali surat At Taubah yang dibaca tanpa bacaan basmalah, ” lanjut Ustaz Nur Kholiq.
Mendampingi pelaksanaan kegiatan, petugas Lapas Terbuka Kendal, Muh Faizin menyampaikan bahwa warga binaan terlihat bersemangat mengikuti kegiatan pembinaan kepribadian.
Baca juga:
Ilham Bintang: Ya Allah, Menteri Agama
|
“WBP tampak serius mengikuti pembinaan kepribadian. Kesempatan ini tentunya digunakan sebagai sarana memperbaiki diri, sehingga kelak ketika kembali di tengah keluarga dan masyarakat sudah menjadi pribadi yang lebih baik, ” ucap Faizin.
(N.Son/***)